Ketika sebuah pilihan
menjadi arti.......
Saat
semua nya begitu mudah untuk kau genggam , saat kau memiliki
segalanya tanpa harus meminta, bahkan hal yang tak pernah kau impikan
pun turut hadir bersama mu, tapi kau tak pernah ada tujuan dalam
hidupmu untuk memikirkan cara bagaimana dan apa yang harus dilakukan.
bagaikan boneka tak bergerak dengan segala baju dan aksesoris nya
yang
ada.
Nama
ku Nadina tanuraja anak kedua pemilik perusahaan homeshoping terkenal
di negaraku , aku akui
bahwa aku salah satu
siswa terkaya di SMA
internasional school, sekolahan yang hanya
mau menampung mereka yang memiliki masa depan cerah dengan harta
orang tuanya yang berlimpah.
Harus
nya aku tau kenapa ayah menyuruh ku kembali ke rumah saat ia mengirim
ku belajar di inggris empat tahun yang lalu. Sungguh ayah yang aneh,
dia yang menginginnkan
aku pergi dan ia yang menginginkan aku kembali, kapan sih aku bisa
pergi dengan keinginanku sendiri.
Bel
sekolah berbunyi tanda pelajaran hari ini telah usai.
“ingat
untuk kalian semua ujian saringan perguruan tinggi akan segera di
mulai dan ujian sekolah
sebentar lagi”.
“kalian
harus belajar jadi jangan
sia – sia kan hal yang di dapat kali ini”.
ungkap
seorang guru biologi
perempuan muda penuh
talenta.
Nama
nya jasmin , sesuai dengan namanya dia
memang cantik, kuperkirakan umur nya masih 25 tahun , dan dia lulusan
terbaik dari universitas luar negri yang cukup ternama tapi meski
seperti itu aku tidak begitu
suka dengannya.
Setelah
guru cantik itu pergi semua murid mulai membereskan buku – buku
mereka dan berhamburan keluar , meski ada beberapa dari kami lebih
memilih untuk duduk – duduk di dalam kelas atau bahkan hanya
sekedar mengobrol, atau hanya melamun untuk mencari ketenangan
tersendiri seperti diriku saat ini.
Aku
yang duduk di dekat jendela barisan nomor dua dari depan hanya bisa
terpaku melihat ke jendela untuk merasakan angin yang membawa
ketenangan dan melihat burung – burung terbang dengan bebas tanpa
menyimpan beban. Dalam lamunan ku ini apakah aku bisa bebas seperti
mereka melakukan yang ku ingin kan tanpa adanya hal yang
mengekangku hemnt.....
“aku
rasa bagi seorang anak terkaya di sekolahan ini tak perlu berusaha
keras untuk dapat masuk perguruan tinggi yang ia ingin kan”.
Seorang
perempuan dengan sengaja mengatakan hal itu tepat di kursi paling
belakang.
saat
para perempuan – perempuan yang merasa mereka sempurna berkumpul
menjadi satu hanya untuk membicarakan hal bodoh itulah mereka.
“tentu
saja !!”.
“bagaimana
tidak memiliki ayah yang seperti itu akan menggunakan koneksi nya
untuk yang terbaik bagi anak nya, benarkan !”.
Salah
satu anak yang lain mengatakan hal itu.
“iya
benar !”.
“jika
aku jadi dirinya aku akan memilih untuk pergi ke universitas di luar
negri”.
“tapi
sayangnya aku hanya anak seorang pemilik hotel kekayaan ayah ku belum
cukup untuk mendapatkan koneksi yang luas”.
Dan
lagi suara anak yang berbeda muncul mengatakn hal ini, tapi dari
suaranya aku tau dia siapa.
Dia
adalah yura hana putri tunggal pemilik hotel terbesar di ibu kota,
namun sisi kelam nya orang tua nya yang bercerai lima tahun lalu, dan
ibu nya pergi dari rumah tanpa memberi kabar, kurasa dari sisi
keluarga aku yang menang.
Aku
yang tak tahan mendengar perbincangan mereka lebih memilih pergi
setelah aku membereskan semua buku – buku ku yang ku masukkan ke
dalam tas ku lalu pergi meninggalkan mereka tanpa menoleh ke mereka
sedikit pun.
Tapi
, langkah ku terhenti di depan kelas dan menoleh ke sebelah kanan
kulihat papan tulis kelas ini, dan aku mendapatkan sebuah ide yang
cemerlang.
Aku
menulis kata – kata yang menarik yang cukup bagiku untuk menghadapi
para nona – nona muda di belakang.
“apa.....apa....
maksud nya ha!! kurang ajar naaaa....ddiiii..nnaaaa , hei.... kau
awas ya !!!”.
teriak
hana yang begitu geram membaca tulisan di papan tulis sampil
mengepalkan tangan nya tanda kekesalan bagi nya.
Setelah
selesai menulis aku pergi keluar kelas dan pulang dengan senyum
bahagia tanda tak menyesal aku melakukan hal itu bahkan
saat aku berada di tangga pun suara teriakan hana masih terdengar
berulang – ulang kali di telinga ku.
“hemnt....
wajar saja nilai musical nya begitu jelek , sesuai dengan suaranya”.
gumamku
sambil berjalan menuruni tangga dan langsung menuju ke gerbang depan
.
Terlihat
mobil sedan mewah berwarna hitam menungguku disana dengan seorang
sopir suruhan ayah yang mengantar dan menjemput ku setiap hari ke
sekolah.
*****
Tok....
tok....tok..... , terdengar ketukan pintu yang mengetuk pintu
kamarku. Aku yang sedang sibuk mendengarkan lagu sambil berguling
santai di tempat tidurku , langsung bangun dan membuka pintu nya.
“maaf
non mengganggu”.
“tuan
sudah menunggu anda di ruang kerjanya sekarang”.
Suara
pelan yang keluar dari mulut perempuan biasa, seorang perempuan
separuh baya yang membereskan rumah ini bersama pembantu – pembantu
lainnya di rumah ini.
“katakan
padanya aku sedang tidak tertarik”.
aku
yang berada di samping pintu yg ku buka setengah tertutup ini.
Dengan
nada cuek dan sedikit terganggu akan kehadiran bibi pembantu ini yang
harus membuatku bangun dari tempat tidur hanya untuk membuka pintu
kamar dan mendengarkan hal seperti ini.
“tapi
tuan bilang ini hal yang penting”.
“jika
nona muda tidak ingin menemuinya maka tuan lah yang akan menghampiri
anda”.
Dengan
wajahnya yang memelas dan menunduk tak berani menatap mataku bibi
pembantu ini langsung pergi dan turun dari tangga meninggalkan
kamarku dan aku yang ada dihadapnnya.
“sekarang
apa lagi yang akan di bicarakan nya, apa dia menyuruh ku pergi keluar
negri lagi”. Gumam ku yang masih berada di balik pintu.
Tok...tok...tok...
aku mengetuk pintu ruang kerja ayahku dan langsung masuk keruang
kerjanya, dan mendapatkan ayahku sedang duduk dengan wajah nya yang
selalu fokus menghadap berlembar – lembar kertas penting yang harus
dia analisa setiap hari di meja besarnya , dengan hanphone merek
ternama disamping nya yang menandakan dia orang ternama dan orang
yang super sibuk.
“ayah
memanggilku” nadaku dengan cuek.
sambil
berdiri dihadapan nya dengan
tangan kanan ku yang berkacak pinggang tanda bahwa aku tak menyukai
ayahku, namun kurasa ayah tak pernah mengerti dengan hal itu.
“akhir
nya kau menemui ayah mendekat lah sedikit”. Suruh ayah kepada ku
tanpa melihat diriku.
Aku
langsung maju beberapa langkah , dan menebak – nebak apa yang akan
dibicarakan nya kali ini.
“sebentar
lagi pendaftaran sekolah bisnis akan dibuka”. Sambil melakukan
kesibukannya ayah mengatakn hal itu.
“kenapa
?”.
“apa
ayah menginginkan ku untuk belajar disana dan membenci ayah untuk
yang kesekian kalinya”.
Jawabku
dengan nada yang cuek dan raut muka yang sengaja ku pasang jutek
untuk tak serius menanggapi perkataan ayahku.
“tidak...”.
“ayah
hanya ingin kamu melanjutkan pendidikanmu di sekolah bisnis terbaik
di singapura”.
“namamu
sudah terdaftar disana hanya tinggal kau mengurus data nya saja
sebagai formalitas”.
Dengan
menatapku dengan tatapan dingin nya.
“cih.............
apa ayah tidak percaya
degan kemampuan ku”.
“aku
bisa masuk tanpa harus ada kecurangan seperti ini, lagi
pula kenapa ayah mengirim ku ke singapura, lebih baik ayah mengirimku
ke inggris lagi”.
jawabku
dengan nada meremeh kan sambil berpaling kearah lain.
“apa
ayah ingin kehilangan satu anak ayah lagi sekarang” dengan nada
menantang ayahku.
“terlalu
jauh jika kau ke inggris lagi ayah akan sulit memantau mu”.
“berhentilah
untuk bersikap tidak tau sopan santun kepada orang tua seperti ini,
ayah hanya ingin kau masuk sekolah bisnis agar kau dapat melanjutkan
bisnis ayah ini”.
Dengan
nada tinggi nya yang menggetarkan seluruh suasana di ruangan ini.
“sejak
kapan kau ayah ku!!”.
“aku
telah kehilangan ayah ku saat ibu ku meninggal 10 tahun yang lalu.
Mungkin ayah bisa mengatur kak
nurman seperti yang ayah ingin kan, tapi tidak untuk ku!!!”.
Aku mulai bernada teriak di depan nya dengan pendirianku yang kuat.
“jangan
membantah!!!”. Jawab ayah membentak
seolah – olah menganggapku hanya lah hewan suruhannya.
“apa
ayah ingin membunuh ku sekarang, jangan khawatir sebelum ayah
membunuhku aku akan bunuh diriku sendiri”.
Sebuah
perkataan yang muncul tiba – tiba dari mulutku tanpa ku fikirkan.
“apa
kau tau ,ayah itu
menjijikkan !!!“. dengan nada yang keras aku berbicara seprti itu
dengan ayah kandungku sendiri.
“aku
tidak akan pernah bersekolah atau pun berkuliah dengan sesuai aturan
ayah”.
“aku
ingin bebas ayah berhentilah kau bersikap seperti ini, bahkan karna
mu aku tak pernah mendapatkan teman di sekolahanku jadi tolong
hentikan”.
Nada
berbicara ku mulai rendah dan tubuhku mulai sedikit goyah.
“bahkan
ayah tak berhak membicarakan hal ini seperti ini”.
Seorang
ayah akan membicarakan hal ini duduk berdua saja dengan anak nya
tanpa ada pekerjaan yang mengelilinginya untuk sementara saja”.
meski
hanya beberapa detik saja ayah”.
Aku
mulai meneteskan air mata ku , dan menahan isakan tangis yang akan
tercipta , sekujur tubuh ku mulai melemas tak sanggup aku menahan
serangan dari ayah ku ini. Badan ku mulai terasa goyah aku tak
sanggup lagi berdiri.
“aku
terlalu sibuk untuk hal itu”.
Dengan
mudah nya ayah ku menjawab semua perkataanku yang seprtinya tak
berarti bagi nya, dan terlihat sekali yang terpenting bagi ny adalah
kertas – kertas itu.
“oh.......
baiklah maka aku anggap perbincangan kita hari ini bukan antara ayah
dan anak, melainkan majikan dan budak nya”.
Setelah
mengatakan itu aku langsung berbalik dan pergi meninggalkan ayahku
diruangan kerja nya tanpa melihat wajahnya.
*****
Aku
terduduk lemas di meja makan rumah ku, fikiran ku kacau balau, dengan
isakan tangis yang tak dapat ku hentikan, pipi yang kini mulai basah
dengan air mataku, meja makan yang menadahi air mata ini yang terus
mengalir tak ada hentinya, tangan ku yang berada di atas meja makan
seolah – olah menjadi batas untuk air mata ku yang jatuh di meja
makan.
“bukan
seperti ini , yang harus nya nona muda lakukan”.
Seorang
wanita berkata dan menghampiriku ia duduk di kursi tepat di samping
ku dan memegang tanganku.
Sambil
melihat ke arah nya.“apa maksudmu ?”.
Jawabku
dengan tersentak sentak suara ku yang menahan tangisan ku.
“bibi
sudah berkerja cukup lama disini, jadi bibi tau kejadian apa saja di
rumah ini”.
Jawab
bibi pembantu yang mengetuk kamar ku tadi.
“seperti
nurman,emnt..... maaf maksud bibi seperti tuan muda”.
“dia
juga pernah mengalami seperti ini, ayah nona menginginkan tuan muda
juga untuk masuk ke sekolah bisnis”.
“tapi
sama seperti nona dia menolak nya, dia ingin tunjukan ke ayah nona
muda bahwa tuan muda juga bisa”.
“tuan
muda tidak menyukai bisnis dia lebih menyukai seni, karna
kekerasannya dia tak pernah goyah sampai sekarang”.
“meski
dia telah berkuliah di jurusan seni tapi nona muda pasti tau, ayah
nona sudah membuang kakak anda jauh dari rumah”.
dan
tragisnya lagi dia dikeluarkan dari daftar nama keluarga tanpa harta
warisan sedikitpun”.
“sekarang
dia tengah menunjukan kebolehannya berkuliah dengan beasiswa yang ia
dapat”.
“bibi
tau hal ini, karena bibi lah yang mengirimi uang bulanan yang cukup
tak cukup itu untuk kakak nona bertahan di hongkong”.
“dan
apakah nona tau hal terakhir kali bibi dengar dari ucapan kakak
nona?”.
“dia
bilang aku tidak akan kembali ke rumah ini sampai aku mendapatkan
kesuksesanku dengan tangan ku sendiri”.
Cerita
bi hanum yang menjelaskan hal – hal yang terjadi pada masa lalu.
“tapi......
bi..... kenapa aku tidak pernah tau hal itu?”.
Dengan
suara isak tangis ku yang telah menghilang namun sisa airmata masih
menempel di pipiku, aku bertanya dengan penuh ke ingin tahuan.
“ayah
nona sengaja merahasiakan hal ini dari nona , agar nona tak ikut
memberontak seperti kakak nona”.
“jadi
sejak nona kembali ke indonesia 1 tahun yang lalu, rumah ini
menyimpan rahasia besar yang terjadi”.
“jadi
jangan pernah nona muda, berfikir bahwa tuan muda sengaja
meninggalkan anda disini”.
“jangan berfikir bahwa tuan muda hanya memikirkan diri sendiri nya
saja”.
“bahwa
sebnarnya saat detik – detik kepergiannya ke hongkong, dia
mengatakan kata maaf sambil berdiri di depan pintu kamar nona muda”.
sambil
mengelus bahu ku dia mengatakan semua hal itu dengan perasaan sayang
nya kepada ku, rasa sayang yang tak pernah ku rasakan lagi saat ibu
ku meninggal
dunia 10 tahun yang lalu, dan itu bisa kurasakan meski dia hanya
salah satu pembantu di rumah ini.
“jadi....
bi.... apa yang harus aku lakukan?”.
dengan
nada bingung aku bertanya kepada nya, seolah – olah aku belum
menemukan jalan keluar tentang hal ini.
“jadi
lah dirimu sendiri, tunjukan pada dunia bahwa kau bisa tanpa kuasa
ayah mu”.
“bahwa
kau mampu berdiri tanpa kaki tangan ayahmu, bahwa kau layak untuk
mendapatkan keinginanmu”.
“dan
kau bisa sederajat dengan jabatan ayah mu dan kamu bisa sukses dengan
tangan – tanganmu ini. Seperti kakakmu yang berjuang sekarang”.
Jawab bibi dengan lantang dan menyakinkanku bahwa aku bisa.
“terimakasih
bi, maaf jika aku selalu memandang rendah bibi”.
Dengan
nada yang sangat legah dan sebuah pelukan hangat ku yang ku sampaikan
ke bibi tanda aku berterimakasih padanya.
“sama
– sama non”. Jawab bibi, Sambil mengelus – ngelus bahu ku dalam
pelukan hangat ini.
*****
keesokan
hari nya.......
aku
sedang memegang handphone ku untuk menelpon orang yang tidak kusukai
untuk pertama kalinya, dengan ragu – ragu aku membuka sebuah nomor
kontak yang ku simpan di handphone ku dan mulai menelpon nya.
“bu....
maafkan aku , tentang hari ini aku tidak dapat masuk sekolah tapi
bisah kah kita bertemu diluar”.
“aku
ingin mengatakan sesuatu hanya berdua dengan bu jasmin saja”.
Dengan
nada ragu tapi pasti aku menelpon bu guru jasmin yang sekaligus
adalah walikelas ku sendiri.
“baiklah
ibu akan menunggu penjelasanmu kenapa kau tidak masuk hari ini”
“dan
mendengarkanmu di restoran depan sekolahan jam 4 sore”.
jawab
bu jasmin dengan nada lembut nya.
“baiklah
bu terimaksih sebelumnya”.
jawab
ku dan mengakhiri telpon ku untuk hari ini. Namun tak lama kemudian
belum sempat aku menaruh
handphone ku ke kasur
sebuah pesan masuk dari handphone ku yang berisikan :
hey!!!
nadin kenapa kau tidak masuk sekolah hari ini dan apa maksud mu
menulis di papan tulis : yura hana anak pemilik hotel terbesar di
negri ini, aku
dengar kau akan melakukan operasi plastik di wajah mu, apa benar kini
kau menyadari bahwa aku lebih cantik darimu.
Kau
tau hana marah besar, bahkan seluruh sekolahan membicarakn hal ini.
Apa benar hana akan
melakukan operasi plastik, atau jangan- jangan kecantikan nya saat
ini memang dari oprasi plastik tadi nya
?
Aku
hanya tertawa membaca sebuah pesan itu, sebuah kekonyolanku yang
mampu membuatku tertawa dan dia yang mengirim pesan ini tak lain lagi
dia adalah laki – laki ter update di kelas ku , dengan
gaya nya yang sok gaul dan kenaifan nya
yaitu bobby.
*****
Dilestoran
depan sekolahanku.
“aku
menunggu penjelasanmu”. Ungkap bu jasmin Gaya nya yang sedikit
arogan tapi memiliki sisi penyayang.
“maafkan
aku, karna hari ini aku tidak sekolah, dan aku meminta kita untuk
bertemu, aku hanya ingin meminta bantuan ibu”.jawab ku dengan nada
bersalah dan memohon.
“bantu.....
bantu apa ?”
“apa
yang bisa aku bantu pada anak orang terkaya di negri ini”. Bu
jasmin bertanya dengan nada yang sedikit meremehkan.
“aku
ingin ibu membantu ku untuk dapat masuk kedokteran di salah satu
universitas yogyakarta, hanya itu ”.
Jawabku
dengan nada ragu dan sedikit malu.
“dokter....
kukira ayah mu akan memasukkanmu ke sekolah bisnis terbaik”
“lantas
apa yang bisa aku bantu agar kau dapat masuk kedokteran aku tidak
cukup kaya untuk memasukkan mu kesana”.
Dengan
nada tak percaya bu jasmin mengatakan hal ini.
“ibu
memang
tidak kaya , dan tidak sederajat dengan ku”. Nada meremehkan
“tapi
ibu
tidak perlu kaya untuk membantu ku masuk dengan ujian saringan”.
“cukup
berikan waktu husus untuk memenuntunku belajar agar aku dapat masuk
ke perguruan tinggi yang ku inginkan, hanya itu”.
Jawab
ku menyakinkannya denga nada yang serius.
“apa......
ada sesuatu yang terjadi dengan kau dan ayah mu?”.
Bu
jasmin bertanya dengan bingung , karna baru pertama kali ia mendengar
perkataan keseriusanku seprti ini.
“antara
aku dan ayah ku itu tidak penting, tapi aku sangat memohon pada ibu
untuk ini, bantu aku bu”.
Jawab
ku memelas kepadanya.
“bagaimana
jika aku tidak mau ?”. jawab bu jasmin dengan nada menolak.
“maka
aku akan memaksa ibu atau menculik ibu untuk melakukan nya”.
Jawabku sambil nada bercanda.
“hemnt....
kau ini lucu , baiklah aku akan membantu mu”
“tapi
satu hal syarat ku, kau harus benar – benar memperhatikan pelajaran
dan menghargai guru mu ini”.
Sambil
tertawa kecil dia membalas perkataanku yang menunjukkan bahwa dia
setuju.
“baiklah,
terimakasih..... kalau begitu aku pulang dulu”.
“oh
ya....., tidak sia – sia kakakku menyukaimu , apa kau masih ada
kontak dengan nya?”,
“jika
ia tolong sampaikan padanya bahwa aku merindukannya”.
“aku
tidak bisa menghubungi nya karena ayah ku”.
dengan
tersenyum aku mengatakan kepada bu jasmin tentang hal ini, dan
langsung pergi meninggalkan nya sendirian disana .
“kau.....
benar – benar sama dengan kakakmu”.
“tanpa
kau sadari aku selalu memberitahukan kepada kakak mu setiap hari yang
kau lakukan di sekolah”.
“dan
aku yakin kakak mu bangga saat aku menceritakan
hal ini padanya”. Gumam
bu jasmin sambil melihat ku pergi dari sana.
*****
Keesokan
hari nya di sekolahan,
aku
berjalan dengan santai menaiki tangga kelas menuju kelas ku meski
banyak mata memandang melihat ku aneh , tak lain ini pasti karena
tulisan ku dipapan tulis. Aku mulai melangkah masuk kedalam kelas ku
, suara anak – anak yang kisruh akan kesibukan mereka terhenti
begitu saja dan memandang ku dengan wajah yang tak percaya dan heran
penuh pertanyaam sehingga membuat mereka berbisik – bisik saat aku
mulai duduk di kursi ku.
“hey
nadin kau masih berhutang pada ku soal apa yang kau lakukan lusa
kemarin...!!!”.
“suara
yang tidak asing lagi ku dengar dengan nada tinggi dan suaranya yang
nyaring, dia mendekatiku dan berdiri didepanku sambil menunjuk mukaku
dengan telunjuk nya.
“baiklah,
aku minta maaf , itu kesalahan ku”. Jawab ku sederhana
“a..paaa
? , hey..... tidak semudah itu kau meminta maaf, apa maksudmu ha
!!!”.
Jawab
hana tak percaya dan bingung dengan aku mengucap kan kata yang tak
pernah ia duga keluar dari mulutku.
Bahkan
anak – anak dikelas pun tak percaya aku mengatakan hal itu.
“ow.....
jadi sekarang anak terkaya sekolahan ini sudah belajar meminta maaf”.
Kata hana sambil berkesempatan untuk meremehkan ku.
“hei....hei...hei.....
sudah lah kalian ini bisa kah memberi kesan yang lebih baik, sebentar
lagi kita akan lulus ayolah teman – teman”.
Seorang
lelaki menghampiri kami dengan gaya nya yang asyik, dan mencoba untuk
melerai suana perang ini siapa lagi selain bobby , ya... bobby yang
mengirim kan ku pesan waktu itu.
“hei
yura, kau sudah mendengar nya kan dia meminta maaf padamu”
“sudah
lah jika kau sering sekali marah – marah kau akan cepat tua,
hust..... shust..... jangan ganggu nandin ”.
Kata
bobby dengan mengusir yura dari hadapan ku , dan aku suka itu.
“hu....
dasar”.
“dan
kau harus ingat ya bobby disini tidak ada yang nama nya teman ,
kau
mengerti!!”.
Teriak
yura hana sedikit tak setuju dan lalu meninggalkan kami.
“sekarang
kau bisa jelaskan tentang hal yang terjadi padamu,”.
Sambil gaya nya yang merayu dan tebar pesona.
Tapi
tak lama kemudian bu jasmin masuk ke kelas untuk mengajar, dan anak –
anak pun berlari berhamburan ketempat duduk mereka masing – masing
termasuk bobby yang tadi nya duduk di sampingku.
“baik
lah pelajaran akan segera dimulai dan ibu harap kalian
memperhatikanya kali ini”.
Ungkap
bu jasmin sambil melirik ke arah ku dan tersenyum pada ku lalu ia
menulis kan pelajaran di papan tulis.
Aku
mulai belajar dengan sungguh – sungguh , dan nilai – nilai ku pun
mulai naik , ini lah bentuk pembuktian kecilku terhadap ayah yang
mengekangku, tentu saja itu bantuan dari bu jasmin yang menyempatkan
waktu nya untuk memberikan ku pelajarn tambahan pada ku, biasanya
kami mulai belajar saat sepulang sekolah di restoran depan sekolah
ku, sama seperti saat ini.
*****
Di
lestoran depan sekolah
“tau
kah kau bu....”
“kini
aku merasa telah berubah menjadi lebih baik dari sebelum nya, aku
bisa merasakan nya, bahkan aku tak percaya karna mu aku bisa seperti
ini”.
Ungkap
ku, sambil menulis jawaban soal – soal di buku , dan beberapa buku
yang ada di atas meja tak tentu arah.
“bukan
aku, tapi kau.... karna kau... ini semua adalah pilihanmu nadin,
pilihan mu untuk mencari siap sebenar nya kau ini”.
Jawab
bu jasmin sambil melihatku.
Aku
tersenyum kecil kepada bu jasmin, guru yang dulu aku tidak sukai kini
dia lah yang membantu ku keluar dari terjebak nya aku dari larut –
larut ke tak tentuan arah ku ini.
“bu.....
dua minggu lagi ujian nya akan dilaksanakan , sepertinya aku mulai
merasa gugup , apa aku bisa”.
Dengan
nada ke raguanku, dan
berhenti menulis sejenak.
“pasti
bisa..... bisa kau pasti bisa , tapi kau sudah yakin dengan pilihan
mu menolak keras tentang sekolah bisnis itu”. Tanya bu jasmin.
“aku
yakin bu, dan aku benar – benar yakin akan ku tunjukan ke pada ayah
bahwa aku bisa masuk perguruan tinggi negri dengan usaha ku sendiri”
“meski
aku tau mungkin aku akan mengalami hal yang sama sperti kakak, di
ampahkan ayah dan di buang oleh ayah atau hal yang bisa lebih buruk
dari itu”
aku
sudah siap untuk hal itu dan aku akan membuat ayah menyadari potensi
– potensi yang sebenar nya ada pada diri anak nya”.
Jawabku
yakin dan dengan optimis aku ungkapkan ini ke bu jasmin.
“sekarang
kau benar – benar mirip dengan kakakmu”.
Kata
bu jasmin sambil melihat jawaban dari soal yang ku kerjakan tadi.
“ibu
sudah banyak membantu ku , nilai semester ku naik, bahkan aku yang
selalu mendapatkan peringkat terakhir di kelas, sekarang menjadi anak
paling pintar di kelas”.
Kata ku , dengan nada sedikit sombong.
“kau
jangan sombong , orang yag baik tidak akan mendapat penilaian dari
keangkuhan dan kesombongan nya tapi melihat dari potensi yang ada
padanya”.
ibu
jasmin menasehatiku dengan suara nya yang penyayang.
“kau
tau, aku lebih suka memanggilmu dengan sebutan kakak”
“dari
pada ibu, karna kau masih begitu muda untuk di panggil seorang ibu,
biar ku tebak pasti umur mu 25 tahun “.
Dengan
nada yang sedikit ingin tau.
“kau
ini , usia ku baru saja 23 tahun, aku baru 1 tahun mengajar di
sekolahan mu ini”
“Dan
mana mungkin kakak mu menyukai seseorang yang berumur lebih tu dari
nya”.
Jawab
bu jasmin yang bermaksud untuk membenar kan pernyataan ku.
“tenang
saja meski begitu aku menghargai hunbungan kalian”
“Aku
rasa setelah aku berhasil masuk kedokteran , aku akan memberi kan mu
baju pengantin sebagai hadiah ku”. Gurau ku kepada bu jasmin
“kau....
ini apa – apaan, sudah selesaikan soal mu ini sudah hampir sore,
fokuskan dirimu pada pertanyaan – pertanyaan ang menjebak”.
Jawab
bu jasmin yang agak malu menanggapi perkataaan ku.
*****
Saat
sampai dirumah.
Aku
langsung menuju dapur untuk minum , saat aku sampai dirumah sehabis
belajar dengan bu jasmin tadi.
“nona
sudah pulang ternyata bibi sudah memasak untuk nona”.
kata
salah seorang wanita yang tidak ku kenal siapa dia dengan nada yang
ramah.
“kau....
siapa ?”
“dimana
bibi yang biasanya memasak untuk ku”.
Tanya
ku dengan nada bingung dan terasa asing.
“ow
bu hanum.... bu hanum baru saja berhenti bekerja, dan sekarang saya
yang menggantikan”. Jawab wanita itu.
“dia.....
tidak mungkin berhenti bekerja begitu saja, aku yakin ini pasti.....
ayah”.
Kataku
, sambil berbalik arah menuju ruang kerja ayah dan rasa haus ini
menghilang sekitika saat amarah ku mulai meluap.
Aku
langsung masuk ke ruangan kerja ayah tanpa , mengetuk pintu terelebih
dahulu, dan tentu saja kudapatkan ayah berada di meja kerja nya.
“ayah.....
, apa maksud ayah memberhentikan bu hanum seperti ini ?”.tanya ku
dengan nada membentak.
“ow....,
ternyata kau sudah tau, ayah memang sengaja memberhentikan nya ,
karna dia kau mendengar cerita – cerita omong kosong”.
Jawab ayah ku dengan nada santai dan arogan nya.
“ow...
benar kah ayah takut jika aku memberontak seperti kakak, karna aku
tak ingin mengikuti yang ayah inginkan”.
Jawab
ku dengan nada tinggi.
“yang
ayah ingin kan kau menuruti apa yang ayah lakukan , ini demi kebaikan
mu”. Jawab ayah.
“aku
tidak mau menjadi boneka ayah, beri aku kesempatan untuk mengikuti
ujian sekolah bisnis itu, dengan kemampuan ku, bukan dengan kemampuan
ayah”.kata ku untuk menyakin kan ayah .
“kau
tidak akan bisa, ikutilah perkataan ayah, maka kau akan hidup mudah”.
Jawab ayah dengan nada yang begitu meremehkan.
“baik
lah kalau begitu aku tidak akan pernah masuk kesekolahan bisnis itu”
“aku
sudah memikirkan aku akan melanjut kan kuliah kedokteran di salah
satu universitas di yogyakarta”. Kata ku dengan nada menantang
“apa
kau gila..... , kedokteran itu hal konyol yang ayah dengar”. Kata
ayah ku dengan nada tak percaya.
“kurasa
aku memang sudah gila ayah, tapi jika itu pilihan ayah, maka ini
adalah pilihan ku”
“aku
akan berterimakasih jika ayah mendukung ku untuk tidak ikut campur
dalam memilih kuliah dengan cara ku bukan dengan kekuasaan ayah”.
Ungkap
ku dengan yakin jika aku bisa tanpa kuasa ayah. Sambil pergi
meninggalkan ayah ku sendirian di dalam ruang kerja nya dan langsung
menuju ke kamar.
*****
Di
lestoran depan sekolah,
masih
di tempat yang sama, bu jasmin ternyata belum pergi meninggalkan
lestoran saat pelajaran tambahan ku selesai dua jam yang lalu, dia
terdiam sama di tempat saat ia memberi ku pelajaran tambahan tadi,
dengan mata berlinang dan lamunan nya yang mengambarkan keputus
asaan.
“baju
pernikahan......?”. Ungkap bu jasmin dengan kesendirian nya di
lestoran.
“apa
aku layak , menjadi menantu dari orang terkaya di negri ini, bahkan
aku tak begitu yakin dengan hubungan kita”.
Dengan
nada sedih tak percaya, bu jasmin bergumam hal itu. Dan tak lama dari
itu, ia pun mulai meninggalkan lestoran itu karna waktu yang telah
menuju malam.
*****
Di
sekolahan saat jam istirahat.
“bobby
aku perlu bantuanmu”. Sambil mendekati bobby yang berada di teras
kelas bersama teman – teman pria nya.
“kalian
semua bisa tinggal kan aku berdua hanya bersama calon pacar ku ini”.
Kata
bobby untuk menyuruh teman – teman nya pergi agar kami hanya berdua
saja.
“jangan
lagi kau bilang seperti itu pada teman – teman mu”.nada tidak
setuju ku terhadap prilaku bobby tadi.
“oke....
oke..... maafkan atas kesalahan pria tampan ini nona yang cantik”.
Jawab nya sambil bergurau.
“kau
tau sekali bagaimana cara nya membuat aku tersenyum”. Jawab ku
dengan tersenyum mendengar gurauan bobby.
“oh
iya, kau mau bicara apa tadi dengan ku”. Tanya bobby mengingat aku
yang ingin meminta tolong pada nya tadi.
“aku
akan ikut ujian tertulis sekolah bisnis, dan ujian saringan
universitas negri nanti”
“tapi
ternyata ujian nya di hari yang sama hanya saja , jam nya yang
berbeda, ujian tertulis sekolah bisnis akan di laksanakan jam 9 pagi
dan selesai jam 12 dan ujian universitas mulai jam setengah satu
sampai jam 4 sore”
“aku
hanya ada waktu setengah jam untuk pindah ke dua tempat itu. Dan
tempat ujian nya pun jarak nya sangat jauh”. Kata ku menjelaskan ke
bobby,
“wow......
aku tau”,
“pasti kau mau aku mengantarmu ke tempat ujian universitas dengan
cepat setelah kau selesai ujian masuk sekolah bisnis , dalam waktu
setengah jam, benar kan”.
jelas
bobby yang seolah – olah tau apa yang ku fikir kan.
“please
tolong, aku butuh bantuan mu ya.... bobby kau harus mau, membantu
temanmu ini”. Jawab ku memohon kepada nya
“baiklah.....
baiklah.... tenang saja”
“tapi
bukan nya kau.... sekolah bisnis... eh.... ah sudah lah tidak
penting”.
Ungkap
bobby dengan nada nya yang heran tapi penasaran dengan hal yang aku
lakukan.
“kalau
begitu terima kasih bobby”. Ucap ku dengan tersenyum
“oh
iya , untuk pertama kali nya kau mengucap kan kata teman pada ku, aku
suka itu, kau berubah menjadi lebih baik”.
Kata
bobby , sambil agak malu mengatakan hal itu kepada ku dan langsung
pergi masuk ke dalam kelas meninggalkan aku sendiri di teras kelas.
*****
Tiba
hari nya , kegugupan ku yang selama ini akhir nya berakhir aku
menjawab semua soal – soal dengan kemampuan ku sendiri , bobby yang
ternyata menepati janji nya untuk membantu ku hari ini, aku bisa
sampai ketujuan ku dengan tepat waktu karna bobby yang memabawa ku
pergi dengan mengendarai motor besar dengan sangat cepat, dan hari
ini berhasil aku lewati dengan kerja keras ku belajar, dan berkat
bantuan bobby.
“akhir
nya sampai juga di rumah”.
Kata
ku saat kami telah sampai di gerbang depan rumah ku , sambil beranjak
turun dari motor bobby dan membuka helm.
“apa
kau senang hari ini......?”. tanya bobby yang berada di atas motor
kesayangannya.
“iya
, aku senang”. Jawab ku dengan tersenyum.
“semoga
kau masuk di universitas yang kau ingin kan”,
“dan
perjuangan ku hari ini mengantarmu tidak sia... sia.... kau mengerti
ha... nona cantik”
“wah...
jika kau menjadi dokter pasti semua pasien mu akan langsung jatuh
cinta padamu ”. Gurau bobby untuk mengibur ku hari ini.
“semoga
saja... dan kau semoga dapat melanjutkan cita – cita mu bobby”.
Jawab ku sambil menepuk bahu bobby dengan akrab.
“ha.....
kau ini”,
“aku
merasa tersinggung kau mengatakan hal itu, aku hanya butuh
keberuntungan untuk menjadi seorang DJ terkenal”
“ya
sudah aku pulang dulu”
“ingat
besok malam adalah perpisahan kesekolah, kau harus datang. Dandan lah
yang cantik , jangan mengecewakan aku”.
Kata
bobby dengan nada angkuh nya yang begitu arogan. Dan pergi pulang
kerumah nya dengan motor besar nya itu.
*****
saat
di dalam rumah
“ayah
dengar kau ikut ujian universitas itu, apa kau mau menjadi anak
durhaka”
“Ayah
menyuruh mu masuk ke sekolah bisnis”. Bentak ayah saat marah pada
ku
“aku
lebih tekejut lagi jika ayah tidak mengetahui nya”. Jawab ku
menantang.
“dan
kau datang di ujian sekolah bisnis, sudah ayah bilang kau tidak perlu
datang , namamu sudah ada di daftar masuk”
“kau
seperti mempermainkan ayah”. Kata ayah ku dengan nada marah nya
“sengaja
aku melakukan itu ayah”
“lihat
lah nilai ku nanti aku hanya ingin menunjukkan ke ayah bahwa aku juga
mampu mencantum kan nama ku di sekolah bisnis dengan usahaku “
“tapi
aku tidak bisa masuk ke sana karna itu bukan pilihanku, aku melakukan
ini hanya agar ayah tau tentang kemampuan ku”.
Jawab
ku dengan keyakinanku.
“oh
ya besok malam aku harus pergi ke acara perpisahan di sekolahan ku,
aku meminta izin pada ayah”.
Ucapku
dengan nada yang masih menyimpan rasa tidak senang dengan ayah ku.
“sekali
kau melangkah meninggalkan rumah , maka jangan pernah kembali lagi
!!!”. teriak ayah
“baiklah
terima kasih izin nya ayah”,
Aku
langsung pergi meninggalkan ayahku dan mulai menuju ke kamar ku untuk
beristirahat.
Aku
yang langsung berbaring di tempat tidur ku ini , dengan handphone ku
yang ku pegang, aku mengirimkan sebuah pesan pada ibu jasmin lewat
handphone ku :
akhir
nya aku melewati hari ini dengan lancar, dan semoga begitupun juga
hasil nya, terima kasih untuk segala hal yang telah kau lakukan pada
ku, aku tidak akan melupakan mu.
*****
Acra
malam perpisahan siswa kelas 12 pun di mulai. Dimana acara nya di
laksanankan di salah satu hotel terbesar di ibu kota, aku yang
mengenakan gaun terbaik ku berwarna merah muda , dan rambut ku yang
ku biarkan terurai dengan hiasan – hiasan kecil di kepala ku, mulai
melangkah masuk ke hotel bagaikan seorang putri pada malam hari ini.
“wah....
wah..... lihat mempelai wanita nya datang, dan aku sebagai mempelai
pria nya harus menyambut nya benar kan guys...”.
Ucap
bobby kepada teman – teman nya saat melihat ku yang baru saja
datang saat itu.
bobby
yang mengenakan tuksedo berwarna hitam yang membuat nya seperti
pengusaha sukses ini ,langsung pergi meninggalkan teman – teman nya
dan langsung menyambutku layak nya seorang pangeran.
“kau
cantik malam hari ini , izin kan aku membawa mu ke tengah acara pada
malam hari ini nona”.
Gurau
bobby sambil menundukkan setengah badan dengan menyambut ku begitu
terhormat nya, dan mampu membuatku tersenyum.
“baiklah
.... terimakasih sambutan nya kesatria bobby”. Jawab ku dengan
tersenyum dan sedikit humoris.
“hahaha....
harus nya kau memanggil ku pangeranku, ingat kau masih berhutang pada
ku”.
ucap
bobby , sambil berjalan bersama ku untuk menuju ketempat meja minuman
yang di sediakan disana.
“hutang....
hutang apa ?”. tanya ku agak sedikit bingung karna mengingat aku
tak punya hutang pada bobby.
“ha....
kau ini kau berhutang makan bersamaku , sebagai balasan untuk aku
mengantarmu waktu itu”.jawab bobby dengan nada sedikit kesal.
“baik
lah kapan – kapan aku akan meneraktirmu makan bersama”.jawab ku
untuk mengilangkan rasa kekesalan bobby padaku.
“ow...
lihat lah , ternyata
kau masih punya keberanian untuk datang ke hotel ku ini”.
Suara
itu, suara yang tentu selalu mengganggu ku di sekolahan siapa lagi
dengan nada arogan dan sok kuasa nya selain yura hana.
“hei....
ayolah kalian ini, sebentar lagi kita akan berpisahkan kan. Coba lah
untuk tidak menghancurkan acara malam ini”.
Ucap
bobby untuk menenangkan suasana yang ada di antara kami.
Tak
lama dari itu handphone ku berbunyi sebuah pesan masuk , pesan dari
ayah , yang sudah aku tebak bahwa ini tentang aku kabur dari rumah
hanya demi pesta perpisahan sekolah.
Jangan
pernah berani untuk pulang kerumah, pintu tertutup untuk mu , jika
kau ingin di permudah masuk lah ke sekolah bisnis itu ayah telah
menghabis kan banyak uang untuk itu.
“Sepertinya
, hari ini aku tidak akan pulang ke rumah”. Jawabku dengan nada
santai sambil menatapi layar handphone ku.
“apa
ada yang ingin menampungku malam ini”. Tanya ku dengan tersenyum.
“apa
kau sudah gila..... kau selalu membuat ayah mu kesal ya”. Jawab
bobby dengan nada kesal menceramahi ku.
“hanya
untuk malam ini saja...... kok”. Ucapku
“kalau
aku tidak mungkin , karna kau wanita.... ibu ku bisa stroke jika
melihat ku pulang bersama seorang wanita , kau tau itu kan”. Jawab
bobby menolak.
“tapi
ibu mu pasti bahagia jika anak orang paling kaya ini datang kerumah
mu”. Ucapku sambil bergurau dengan bobby.
“ha......
kau ini , kau bisa menginap di rumah hana bukan?”. Ungkap bobby
sambil menunjuk ke hana yang berada di depanku.
“apa.....,
apa kau gila , mana mungkin aku mau menampung musuhku di rumahku ,
yang benar saja”.jawab hanna dengan nada tak setuju.
“hey.....
ayolah hanya semalam saja , kita kan dulu berteman sejak smp , kenapa
sih sekarang kalian menjadi seperti ini”. Ucap bobby dengan nada
kesal.
“aku
akan membayar setiap jam nya nanti , jika kau mengizinkan ku menginap
di rumah mu”. Kataku sambil dengan nada yang masih sedikit arogan.
“kau
kira rumah ku adalah hotel ha.....?”. Teriak hana yang tak setuju
dengan ucapan ku.
“tapi
bukan kah kau memang anak pemilik hotel ?”. ucap kau sambil
mempermainkan hana.
“ha....
aku tidak menyangka aku harus melakukan ini, ya...ya... baik lah tapi
hanya malam ini saja , kau mengerti”. Jawab hanna yang masih
menyimpan rasa kesal,
“nah.....
begitu , kita kan sekarang teman. Jadi kita harus saling membantu
benar kan ?”. kata bobby sambil menepuk bahu aku dan hanna
“terserah
kalian sajalah dan jangan sekali – kali menganggapku temanmu
ya!!”.jawab hana yang langsung pergi meninggalkan kami berdua saat
itu.
“sebenar
nya dia itu perempuan baik, benarkan ?”. ucap ku sambil bertanya
kepada bobby.
“ya...
kau benar , sayang nya dia tidak lebih cantik darimu, hahaha aku
hanya bergurau, baiklah nikmatilah acaranya”. Jawab bobby dengan
caranya yang selalu membuat aku tersenyum.
Dan
kami pun terlarut dalam acara pesta perpisahan sekolahan ini yang tak
akan pernah terulang lagi suatu saat nanti, dengan lantunan musik –
musik persembahan dari setiap anak – anak yang bergembira atas
kelulusan nya dan mengekspresikan nya dengan cara mereka sendiri ,
benar – benar malam yang indah.
*****
Malam
, dirumah yura hanna.
Setiba
nya dirumah hana, hana langsung mengajak ku untuk masuk kedalam kamar
nya , rumah nya tampak kosong dan sepi.
“hanna
di mana ayah mu ?”. tanya ku saat melihat suasana rumah hana yang
sepi.
“ayahku
, tentu saja dirumah nya, maksud ku dirumah bersama ibu tiriku
sekarang”.
Jawab
hanna , sambil melepas kan aksesoris yang ada di tubuhnya dan
menghapus semua make up yang ada pada wajahnya di meja rias nya.
“lalu
, kenapa kau masih dirumah ini sendirian? , harus nya kau ikut
bergabung bersama mereka”. Ucap ku menyarankan pada nya.
“kau
ini kekanak – kanakan sekali, seperti cerita ciderella yang tak
diakui oleh ibu tiri nya sendiri , mungkin seperti itu lah aku”.
Hana merspon ucapanku dengan nada yang kalut menyimpan perasaan
sedih.
“saat
kau pergi belajar ke inggris , semua keadaan rumah ku mulai berubah”
“ibu
yang bercerai dengan ayah, ibu yang meninggalkan rumah ini, dan ayah
yang menikah lagi, satu – persatu dari kalian pergi meningggalkan
aku disini sendirian”
“hanya
bobby bocah aneh itu, yang menghiburku saat aku sedih”
“Dan
yang membuatku sedih lagi saat bobby yang selalu datang kerumah ku
yang hanya menceritakan tentang mu saja”.
Celoteh
hana yang bercerita dengan penuh kekesalan.
“maaf
ya , harus nya saat itu aku ada di sampingmu”. Ucap ku dengan nada
menyesal.
“tidak
apa – apa , oh ya kau boleh memakai baju ku malam ini, tidak
mungkin kan kau mau tidur dengan gaun mahal mu itu”.
Jawab
hanna dengan mengalihkan pembicaraan agar dia tak larut dalam
kesedihan.
Aku
yang berdiri menuju ke arah jendela kamar hana untuk melihat
pemandangan yang indah di luar sana.
“sudah
lama ya , aku tidak kerumah mu”
“Terakhir
kali saat kita kelas 1 smp, malam sebelum aku ingin berpamitan pergi
ke inggris, tapi kau tidak mau bertemu dengan ku dasar !!”.
Ungkap
ku dengan nada yang rendah sambil mengingat masa lalu.
“iya
benar, saat itu aku benar – benar marah pada mu, kau tau itu
ha..!!”. Ucap hana dengan nada kesal nya.
“marah...
kau marah kenapa , pantas saja kau tidak ikut mengantarkan ku ke
bandara waktu itu”. Jawab ku dengan nada santai
“apa
kau benar tidak ingat, siang itu kau menjahili ku dengan membuang
buku cerita pemberian dari ibu ku”
“sampai
sekarang pun kau tidak pernah mengembalikan nya”
“apa
kau tidak ingat siang itu saat pulang sekolah aku harus berlutut di
depan mu dan di depan anak – anak kelas lainnya untuk kau
mengembalikan buku itu”.
Ungkap
hana dengan nada yang tinggi.
“benarkah....
seperti nya aku lupa”. Ucap ku untuk menutupi kejahilan ku waktu
smp dulu.
“mana
mungkin kau lupa, saat aku sampai di rumah, aku menangis semalaman.
Dan tidak ingin bertemu dengan mu”
“Kau
itu sangat mengesalkan sekali, bahkan sekarang pun kau masih tetap
mengesalkan”. Ungkap hana dengan amarah nya.
“benarkah.......
maafkan aku ya, aku harus nya tidak seperti itu dulu”. Kataku
dengan menyesal.
“hei....
sudahlah, aku merasa takut jika kau mulai mengatakn hal – hal aneh
seperti itu”. Ucap hana yang ingin mencairkan suasana.
“aneh....
aneh bagaimana ?”. tanyaku bingung.
“kau
dulu tidak pernah mengucapkan kata maaf, tolong, terimakasih, karna
itu saat kau mengucapkan nya sekarang begitu aneh”
“aku
kira orang sekaya kau ini, tidak akan pernah jadi seperti ini”.
Jawab hana.
“apa
benar..... sepertinya dulu aku sangat buruk”.ucap ku menyesal.
“benar....
kau dulu buruk sekali, tapi sekarang aku mulai menyukai mu”. Jawab
hana dengan nada yang tenang.
“apa
benar aneh jika aku mengucapkan kata maaf
apa benar salah jika aku mengucapkan kata terimakasih dan,
apa benar aku tak pantas mengucapkan kata tolong”.
Gumam
ku sambil menatapi indah nya langit malam kota jakarta.
“ya
sudah aku ganti baju dulu, kau juga harus mengganti baju mu”. Ucap
hanna sambil beranjak pergi dari ruang hias nya dan menuju ke ruangan
baju nya.
Aku
tidak menyangka empat tahun aku pergi banyak hal yang tak pernah
kuduga yang telah terjadi. Lalu bagaimana nanti jika aku pergi lagi ,
apa yang akan terjadi ?.
Sekarang
aku tau , bahwa aku dan hanna itu sama , tidak ada yang menang dan
kalah , yang ada hanya sanggup atau tidak nya kami menjalani ini, di
malam yang benar – benar penuh kejutan ini, benar – benar membuat
ku mengerti seseorang yang tengah berjuang dengan keadaanya di balik
senyum manis nya , di balik keriangan nya , dan di balik arogannya
dia, dia yang selalu membuatku kesal kini menjadi seseorang yang
paling aku pahami.bagaimana bisa kita yang sudah mengenal sejak kcil
Maafkan
aku yura hanna baru sekarang aku menyadari itu, kau orang yang baik.
*****
Ke
esokan pagi nya aku langsung kembali kerumah tanpa berpamitan dengan
hanna karna dia yang masih tertidur.
Setiba
nya dirumah aku langsung menuju keruang makan , mencari sesuatu yang
bisa di jadi kan sarapan tapi nampak aneh karna aku tidak melihat
semua orang pengurus rumah.
“kenapa
kau pulang ?”. suara ayah yang mengejutkan ku pagi itu
“ini
rumah ku karna itu aku pulang”
“kemana
semua orang – orang ayah yang mengurus rumah, apa ayah memecat
mereka lagi”.
Tanya
ku sambil membuka kulkas dan mencari – cari sesuatu yang dapat di
makan.
“ayah
, menyuruh mereka libur, karna agar ayah dapat habis – habisan
memarahi mu disini!!!”.
Teriak
ayah dari belakang tubuh ku dengan duduk di meja makan.
“apa
ayah sudah melihat hasil tes tertulis ku disekolah bisnis hari ini?”.
tanya ku sambil menuju meja makan dan duduk dihadapan ayahku.
“besok
pagi kau sudah harus ke singapura , pergi lah baju – baju mu sudah
disiapkan”. Ucap ayah yang menahan amarahnya.
“aku
menjawab soal dengan nilai kebenaran delapan puluh persen , bukan kah
itu hebat”
“ayah
lihat sendiri kan aku bisa tanpa kecurangan ayah”
“Tapi
aku tidak akan pergi ke singapura, aku rasa ayah juga mendengar kabar
jika aku di terima di universitas di yogyakarta, aku akan menjadi
dokter bukan kah ayah bangga”.
Ungkap
ku dengan nada yang masih santai dengan sepotong roti ditangan ku
yang kutemukan dari dalam kulkas.
“pesawat
akan berangkat jam empat sore , kau harus pergi kesingapura”. Jawab
ayah dengan dingin.
“ayah
!!!! berhentilah mengacau hidupku”. Teriak ku dengan tak setuju.
“berhentilah
meneriaki ayah seperti itu”. Jawab ayah dengan nada tinggi
mematahkan ucapanku tadi.
“aku
membenci ayah”. Ucapku dengan air mata yang mulai mengalir dari
mataku.
“aku
lebih membenci mu jika sikap mu seperti ini, harus nya kau tidak
pernah di lahirkan”. Bentak ayah kepada ku dengan keras.
“biarkan
dia pergi ayah !!”.
terdengar
suara dari seseorang yang sangat kukenal menuju tempat aku dan ayah
berada saat ini. Ia benar kakak telah kembali
“berhentilah
bersikap seperti ini ayah”. Ucap kakak ku yang baru saja pulang
setelah 4 tahun dia meninggalkan rumah ini.
“kakak......”.
ucap ku dengan isakan tangis yang dalam dan perasaan yang senang
melihat nya telah kembali dan perasaan sedih karna kejadian ini.
“kenapa
kau kembali, pergilah dari rumah ini”. Kata ayah yang mengusir
kakak saat itu
“
aku akan pergi, aku kemari hanya ingin membebas kan adik ku dari
penjara ini”. Jawab kakak ku
“ayah
biarkan nadin memilih jalan nya , dia tau apa yang harus dilakukan
dia sudah besar sekarang, sampai kapan ayah harus seperti ini”.
Ungkap
kakak yang menjelaskan papa yang harus nya ayah lakukan saat itu.
“aku
hanya memiliki dua orang anak , tapi semuanya telah mengecewakan
aku”.
Ucap
ayah yang langsung meninggalkan kami berdua di ruang makan saat itu,
tanpa melihat aku dan kakak ku yang baru saja pulang.
Setelah
ayah meninggalkan kami disana , aku tak henti – henti nya menangis,
kakak yang saat itu berdiri di dekat ku langsung memeluk ku dengan
hangat, dan menenangkan aku , dan menyuruh ku untuk berhenti
menangis.
“sudah....,
kau tidak perlu menangis, kakak ada disini.... kakak sudah pulang,
maaf kakak harus nya pulang lebih cepat”.
Ucap
kakak dengan memeluk dan mengelus rambut ku.
“kakak.....”.
ucapku saat itu yang bisa aku katakan hanya kata itu dengan keadaan
ku yang tak karuan dan tangisan yang semakin menjadi.
Hingga
terlarut dalam keadaan rindu itu , aku merasakan hangat nya pelukan
kakak ku yang benar – benar menyayangi ku, dan rasa rindu itu pun
tercurahkan pada saat itu.
*****
Saat
di bandara
“aku
akan merindukan mu kau harus hati – hati setelah sampai disana”.
Ucap hana yang memeluk ku dengan erat saat itu.
“kau
juga, semoga tahun depan kau dapat lulus di sekolah bisnis ya hana”.
Ungkap ku , sambil melepas pelukannya.
“ha....
kau ini , kau sudah mau pergi pun masih ingin membuat ku kesal”
“jangan
karna kau berhasil dengan ujian mu disekolah bisnis dengan hasil mu
sendiri dan kau tidak mengambil kesempatan mu untuk belajar di
sekolah bisnis itu, jadi kau mengejek ku seperti ini”.
Ucap
hana yang sedikit kesal dengan ku karena aku yang menyia – nyiakan
kesempatan untuk belajar di dunia bisnis.
“belajar
lah dengan tekun disana aku ingin kau pulang dengan gelar dokter ,
mengerti”.
Ucap
kakak ku dengan pelukan nya dan mengacak” kecil rambutku lalu
melepas kan pelukannya.
“jika
kau ingin bertanya – tanya tentang kuliah mu, kau bisa mengirim
pesan padaku dan disana ada seorang teman ku yang menjadi dosen di
fakultas kedokteran kau boleh bertanya padanya”.
Ucap
bu jasmin sambil memeluk ku.
“iya...
wah , seperti nya aku akan mendapatkan kakak ipar yang cantik nanti”.
Ucap
ku sambil sambil melirik ke arah kakak ku dan melepas kan pelukan
perpisahan itu.
“ha....
kau ini”. Kata kakak ku yang tersipu malu karena ucapan ku tadi.
“oh
ya hanna ini, buku mu kan maaf kan aku baru mengembalikan nya”.
Ucap ku sambil memberiknan buku lama itu
“ini.....
jadi buku ini”. Ucap hana sambil menerima buku pemberianku dengan
bingung.
“saat
itu aku tidak benar – benar membuang nya, aku hanya ingin
mengerjaimu saja , tapi respon mu yang terlalu berlebihan”
“Kau
tau saat aku sampai di inggris waktu itu , aku baru ingat buku ini.
Aku lupa mengembalikan nya padamu, dan kau tau untuk pertama kalinya
aku menyesal asal perbuatan jahil ku, maafkan aku ya”. Ungkap ku
menjelas kan penyesalan ku pada hana.
“tidak
apa , kejadian itu sudah lama, lagi pula tanpa buku pemberian ibu ku
ini aku masih bisa hidup kan”. Gurau hana kepada ku.
“oh
ya, dimana bobby..... kenapa dia tidak datang mengantarkan
kepergianku ini”. Tanya ku kepada hana.
“entah
lah seperti nya dia terlambat”. Jawab hana
“sudah
masuk lah kedalam pesawat nanti kau terlambat”. Ucap kakak ku saat
itu sambil memegang tangan calon kakak ipar ku itu.
“tapi......
bobby? Aku masih ada hutang padanya”. Tanya ku sambil melihat
kesekeliling , mungkin saja aku di beri kesempatan waktu bertemu
dengan nya sebelum aku masuk kepesawat.
“sudah....
nanti akan ku beri tahu pada bobby ,tenang saja”.ucap hana yang
langsung menepuk bahu ku.
“hemnt
baiklah kalu begitu aku pergi dah....”. sambil melambaikan tangan
ku kepada mereka dan meninggalkan mereka menuju kepesawat.
“da.....da......
nadin , ingat kau harus jadi dokter yang handal , jangan permalukan
aku ya”.teriak hana yang menyemangati ku.
Sambil
berjalan aku tersenyum mendengar perkataan nya.
Ketika
kau melangkah dan terjatuh hingga kau beranggapan tak akan ada orang
yang bisa menguatkan mu saat itu dan tak ada yang mengulurkan tangan
nya kepadamu. Maka kau telah salah, pasti ada dan selalu ada mereka
yang dapat menguatkanmu jiga kau melihat dunia ini dengan luas , kau
akan menemukan mereka yang dapat memberikan kepedulian mereka pada
mu, bukan dengan mengulurkan tangan nya kepadamu atau , dengan
ungkapan semangat. Tapi mereka hadir dan menguatkan mu dengan cara
mereka sendiri. Yang tak pernah kau mengerti.
*****
Di
depan lab aku tengah
bersiap – siap untuk ujian praktikum hari ini, aku benar – benar
gugup sama hal nya, aku teringat saat aku menjawab soal – soal
ujian masuk universitas dua tahun yang lalu, tiba - tiba Handphone ku
berdering sejenak di dalam saku jas lab ku , dan saat aku periksa
ternyata sebuah pesan baru saja masuk dan itu pesan dari kakak ku.
Untung
nya acaranya berjalan dengan lancar , dan ayah pun datang merestui
kami saat itu, kau tidak tau betapa meriah nya acara itu , tapi tetap
saja terasa kurang tanpa kehadiranmu disini, oh ya kakak ipar mu
mengucapkan terimakasih gaun pernikahannya sungguh dia cantik sekali
, kakak rasa ayah mulai mengerti dengan keadaan anak nya jadi kau
tidak perlu khawatir soal ayah. Nanti akan ku kirimkan foto – foto
pernikahan kami, baiklah semangat untuk ujiannya.
“wah.....
sepertinya nona cantik ini sangat sibuk sekali ya...”.
Suara
yang datang dari belakang tubuh ku ini, suara seseorang yang sangat
ku kenal , seseorang yang dulu pernah membantu ku, seseorang yang
dulu begitu naif dan gurauan nya yang selalu membuat ku tersenyum.
“bobby......
kau.... kau.... kenapa?”.
Mata
ku terbelalak dan terkejut saat aku berbalik dan mendapatkan bobby
yang ada di belakang ku.
“hei.....
tidak perlu terkejut seperti itu, seperti melihat hantu saja”. Ucap
bobby dengan tingkah nya yang masih sama seperti dulu.
“tapi....
kau.... benar ini kau tapi kenapa...?”. Tanyaku gugup masih tak
percaya jika di hadapan ku ini adalah bobby?”.
“ssttt....
jangan seperti itu aku tau apa yang ingin kau tanyakan, kenapa kau
disini? , bagaimana kau sampai kesini?, apa yang kau lakukan disini?,
benarkan ?”.
aku
yang hanya bisa terdiam dengan menatapi wajah nya menanggapi
perkataan bobby dengan perasaan masih tak percaya.
“tapi
sebelum aku menjawab, kau harus jawab pertanyaanku dulu”
“kenapa
kau tidak hadir di pernikahan kakakmu dua hari lalu?”,
“dan
kenapa kau tidak menelpon ku atau mengirimkan ku sebuah pesan, dan
kenapa kau naik kepesawat begitu cepat, kau kan bisa menungguku lima
menit lagi di bandara saat itu”
“kau
tau tidak ha.... saat aku hadir di pernikahan kakak mu aku berharap
kau ada, kau mengecewakan aku saja”.
Kicau
bobby saat bertemu dengan ku untuk pertama kalinya setelah aku
meninggalkan kota jakarta dua tahun lalu
bobby
yang berkicau tak henti – hentinya ini mampu menghilangkan rasa
gugup ku saat akan ujian praktek dan membuat ku tertawa akan melihat
tingkah nya.
“hei.....
malah tertawa, kenapa kau tidak datang dipernikahan kakakmu , apa ini
karna ayah mu?”. Tanya bobby dengan penasaran
“tidak...
tidak ini bukan karna ayah, tapi ini karna ujian ku, sekarang aku
sudah semester ke 4”
“kakak
ku melaksanakan pernikahannya saat aku ujian , lalu bagaimanaa bisa
aku meninggalkan ujianku begitu saja itu kan salah nya sendiri”.
Jawab ku dengan sedikit nada kesal.
“ow......
jadi begitu , emnt... ayo kita makan calon dokter yang cantik?”.
Ajak bobby sambil merayuku.
“tidak
bisa... apa kau tidak lihat , aku tengah bersiap – siap untuk ujian
praktikum, tapi kenapa kau kemari?”. Dengan nadaku yang masih
penasaran atas kedatangan bobby.
“ya....
tentu saja , aku merindukanmu ?”. rayu bobby
“tidak.”.
jawabku
“apa
kau tidak merindukanku juga?”. Tanya bobby
“tidak”.
Jawabku kembali
“ha........
kau ini masih saja mengesalkan seperti dua tahun yang lalu”. Dengan
raut muka nya yang kesal dan tidak ingin melihatku dengan tingkah
lucu nya.
“aku
hanya bercanda , ucap ku sambil tertawa melihat tingkah bobby
“kau
belum menjawabku kenapa kau kemari ?”. tanya ku penasaran
“aku
kemari untuk menagih hutang mu dua tahun yang lalu , bukan kah kau
ingin meneraktirku ?”. ungkap bobby yang mulai wajah nya menjadi
serius sambil menatapku.
“baiklah....
aku kira kau tidak akan ingat , baiklah kesatriaku nanti selesai
ujian praktikum aku akan membayar hutangmu itu”. Jawab ku dengan
tersenyum.
“emnt.....
apa kau benar – benar tidak merindukan aku ?”. tanya bobby dengan
wajah yang memelas.
“ups...
aku harus segera masuk ke lab aku harus ujian praktikum”. Jawabku
sambil berbalik dan meninggalkan nya dengan berlari dan masuk kedalam
lab tetapi dengan tersenyum senang dan malu untuk mengungkapka nya
jika aku juga merindukannya.
“aku
anggap itu jawaban iya , aku akan menunggumu”. Teriak bobby saat
melihat ku meninggalkan nya begitu saja.
Memang
benar memilih satu dari kedua hal yang benar – benar akan membuatmu
tersudutkan. Tapi dunia mengajarkan mu bagaimana cara mu
mempertanggung jawabkan hal yang kau pilih meski kau tau bahwa kau
akan kehilangan suatu hal dan penyesalan yang hadir. Tapi percayalah
bahwa apapun itu hasilnya kau telah mencoba.